Minggu, 27 April 2008

Pantai Padang

KOTA Padang terletak di pinggir pantai Pulau Sumatera. Karena itu, meski berudara cukup panas, rata-rata antara 30 sampai 32 derajat celcius, toh tak membuat wisatawan enggan berjalan kaki menyusuri jalanan dalam kota.

Apalagi wisatawan asing, terutama yang berasal dari Belanda, gemar berjalan kaki menikmati objek-objek wisata di sekitar Pondok dan pelabuhan Muaro. Lantaran, gedung-gedung berupa bangunan tua yang terdapat di sekitar Pasa Mudiak, Pasa Gadang, Tanah Kongsi, sampai ke kawasan pelabuhan Muaro itu, rata-rata adalah peninggalan nenek moyang mereka yang pernah menjajah negeri ini berabad lampau.

Kota Padang sebagai ibukota provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu pintu gerbang bagi tamu yang datang menggunakan jalur udara. Kota Padang memiliki banyak objek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi. Selain bangunan tua peninggalan Kompeni Belanda, wisata pantai kota Padang juga tak

kalah menariknya dibanding daerah lain. Seperti, Pantai Air Manis dengan lagenda Batu Malin Kundangnya, Pantai Taman Nirwana, Pantai Bungus, Pantai Pondok Carolina, pasir Jambak dan lain-lain. Sedangkan wisata lainnya juga ada, sebut saja misalnya Taman Siti Nurbaya, Taman Hutan Raya Bung Hatta (Tahura), Panorama Sitinjau Laut, dan sebagainya.

Sedangkan wisata pantai yang justru terletak di dalam kota Padang yang tak kalah menarik ialah Pantai Padang. Jika menikmati objek wisata pantai di Kota Padang, seperti pantai Air Manis dan pantai Carolina, kendaraan harus mendaki tanjakan yang terjal, menaiki perbukitan. Namun jika ingin mengunjungi objek wisata Pantai Padang sangatlah mudah. Karena terletak hanya beberapa meter saja dari pusat kota, maka akses ke pantai cukup dekat. Bahkan bisa ditempuh dengan berjalan kaki beberapa menit saja. Pantai Padang yang memanjang dari utara ke selatan, memiliki hamparan laut nan biru dengan deburan ombak yang bergulung, sementara di kejauhan terlihat beberapa pulau dengan pasirnya yang menawan.

Keindahan dan deburan ombak Pantai Padang akan terasa lebih nikmat jika menyempatkan diri untuk singgah di kios atau warung penjual gorengan makanan laut yang memang banyak terdapat di sana. Begitu juga dengan panggang jagung muda dan pisang bakar yang banyak dijual orang di pinggir pantai. Dengan beberapa lembar uang ribuan, makanan tersebut sudah bisa dipesan dan dinikmati bersama orang terkasih atau bersama keluarga sambil duduk di kursi, dibawah tenda yang tersedia, sembari memandang ke lautan lepas Samudera Hindia.

Suasana Pantai Padang akan terasa lebih menarik kala hari mulai beranjak senja. Saat mentari mulai tenggelam dan menyisakan sunset yang menerangi langit di ufuk barat. Dan memang, kala senjalah saat yang paling ramai dikunjungi ketimbang pagi maupun siang hari. Sementara itu, iringan sepeda motor dan mobil yang dikendarai muda-mudi terlihat berseliweran hanya untuk menikmati indahnya sunset. Di tepi pantai, gerombolan anak muda bertelanjang dada terlihat asyik bermain bola pantai sambil menghabiskan waktu. Begitu juga dengan para penyuka parasailing dan selancar, terlihat asyik “menggauli” ketinggian ombak Pantai Padang.

Berbagai aktifitas anak muda tumpah pada saat senja menjelang. Pantai Padang ke arah muara, terlihat sekumpulan anak muda tengah asyik bermain basket dan bercengkrama sesamanya. Tak jauh dari sana, penjual telur asin dan talua katuang (telur penyu) disinggahi para pembeli yang ingin merasakan telur yang konon berkhasiat bagus untuk kesehatan itu. Arena taman bermain pun menjadi tempat wajib disinggahi oleh anak-anak yang sengaja datang bersama orangtuanya. Begitu juga halnya dengan kios-kios wisata kuliner yang khusus menyediakan aneka makanan laut dan rujak buah yang terletak tidak jauh dari pintu masuk pantai, selalu siap melayani pengunjung.

Tak Nyaman

Amat disayangkan, bahwa keindahan Pantai Padang akhir-akhir ini mulai dirusak oleh pemandangan yang kurang sedap ulah segelintir oknum masyarakat yang sengaja mengambil keuntungan secara tak beretika dari para pengunjung. Banyak pengamen jalanan yang tiba-tiba menghampiri pengunjung, meminta uang dengan paksa. Begitu juga ke arah utara Pantai Padang. Banyak oknum masyarakat yang terdiri para preman, menjual minuman botol, lantas seenaknya memaksa pengunjung untuk membeli minuman dengan harga yang ditetapkan hampir dua atau tiga kali lipat dari harga resmi.

Pemandangan seperti itu kini nampaknya semakin menjadi-jadi saja. Telah banyak yang jadi korban, namun segan melapor. Seperti dialami sepasang muda-mudi yang mengaku berasal dari luar Sumbar, sebut saja Romi dan Yuli. Pasangan ini diperas habis-habisan oleh oknum preman saat asyik duduk menikmati deburan ombak. “Hanya beberapa menit saja duduk di sini, sudah habis uang saya Rp 15.000,- hanya untuk membayar pengamen yang datang silih berganti, meminta uang dengan memaksa,” keluhnya waktu itu.

Banyaknya oknum masyarakat yang memanfaatkan situasi, memeras pengunjung, adalah sangat disayangkan. Karena Pantai Padang merupakan salah satu objek wisata yang sudah diplot masuk ke dalam agenda Visit Indonesia Year (VIY) 2008. Jika keindahan Pantai Padang tercemar oleh ulah oknum seperti itu, maka pengunjung pasti jera dan trauma, lantas enggan untuk datang lagi. Dampaknya, tentu saja akan berpengaruh terhadap pemasukan keuangan daerah.

Pada tahun kunjungan wisata, VIY 2008 ini, sangat diharapkan peran aktif dari pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya bekerjasama dengan aparat keamanan untuk lebih menertibkan objek-objek wisata yang ada. Agaknya, sudah saatnya mengoptimalkan fungsi Polisi Wisata, yang kini sudah ada guna memelihara keamanan dan kenyamanan pengunjung, terutama dari gangguan para ‘orang-bagak’ yang gemar ‘memalak’ itu. Agar objek-objek wisata kita kian hari semakin ramai. Bukannya justru dijauhi.

Tidak ada komentar: