Minggu, 27 April 2008

Remaja meninggalkan Adat Minangkabau

Judul di atas barangkali sebuah paradoks. Namun sebagai sebuah paradoks, ada unsur kebenaran di dalamnya. Nilai-nilai adat, budaya Minangkabau yang bersendikan kepada syarak dan Al Quran sudah ditinggalkan sebagain besar para remaja dan anak muda.

Banyak anak muda tidak lagi mengetahui tentang peraturan adat ataupun pengetahuan adat Minangkabau. hal ini sangat disayangkan sekali, karena orang muda tersebut yang seharusnya melestarikan dan meneruskan budaya dan tradisi Minangkabu. Anak muda seperti orang Minang yang telah kehilangan jati dirinya. Mereka tidak lagi paham makna “ereang je gendeang” dengan raso jo pareso”. Ada beberapa indikasi dari paparan tersebut. Berkeliaran di malam hari dengan pasangannya misalnya. Atau di pantai padang, di saat adzan magrib berkumandang, masih tidaks edikit pasangan muda mudi atau bergerombolan menikmati sunset. Itu salah satu bukti begitu jauhnya nilai-nilai agama dan adat bergeser bahkan nyaris hilang ditelan perkembangan zaman. Pada tahun-tahun ini, pemerintah di tiap kabupaten dan kota menggalakkan sektor pariwisata.

Sayang masih ada tempat yang dijadikan sebagai spot yang menunjukkan kebobrokan masyarakat dan bertentangan dengan adat minangkabau. Seharusnya kita bisa mencontoh Bali sebagai destinasi wisata internasional. Mereka masih bisa menjaga nilai-nilai tradisi dan budaya lokal. Bahkan kedua aspek tersebut dijadikan aset pariwisata.

Bisakah daerah kita berlaku demikian? Tergantung pada masyarakatnya. yang jelas sebagai generasi muda hendaknya bersadar diri dan bangkit dari keterlenaan. Remajalah yang harus mengembalikan nilai-nilai tradisi yang sudah mulai hilang. remajalah yangs eharusnya menjaga kehormatan sebagai orang Minang. Kalau bukan remaja, siapa lagi yang akan “mambangkik batang tarandam”?

Jika generasi muda bisa mengimplementasikan adat basandi syarak,syarak basnadi kitabullah, maka daerah ini bisa memperkenalkan pariwisata dengan andalan wisata alam dan agama dan budayanya.

Pantai Padang

KOTA Padang terletak di pinggir pantai Pulau Sumatera. Karena itu, meski berudara cukup panas, rata-rata antara 30 sampai 32 derajat celcius, toh tak membuat wisatawan enggan berjalan kaki menyusuri jalanan dalam kota.

Apalagi wisatawan asing, terutama yang berasal dari Belanda, gemar berjalan kaki menikmati objek-objek wisata di sekitar Pondok dan pelabuhan Muaro. Lantaran, gedung-gedung berupa bangunan tua yang terdapat di sekitar Pasa Mudiak, Pasa Gadang, Tanah Kongsi, sampai ke kawasan pelabuhan Muaro itu, rata-rata adalah peninggalan nenek moyang mereka yang pernah menjajah negeri ini berabad lampau.

Kota Padang sebagai ibukota provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu pintu gerbang bagi tamu yang datang menggunakan jalur udara. Kota Padang memiliki banyak objek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi. Selain bangunan tua peninggalan Kompeni Belanda, wisata pantai kota Padang juga tak

kalah menariknya dibanding daerah lain. Seperti, Pantai Air Manis dengan lagenda Batu Malin Kundangnya, Pantai Taman Nirwana, Pantai Bungus, Pantai Pondok Carolina, pasir Jambak dan lain-lain. Sedangkan wisata lainnya juga ada, sebut saja misalnya Taman Siti Nurbaya, Taman Hutan Raya Bung Hatta (Tahura), Panorama Sitinjau Laut, dan sebagainya.

Sedangkan wisata pantai yang justru terletak di dalam kota Padang yang tak kalah menarik ialah Pantai Padang. Jika menikmati objek wisata pantai di Kota Padang, seperti pantai Air Manis dan pantai Carolina, kendaraan harus mendaki tanjakan yang terjal, menaiki perbukitan. Namun jika ingin mengunjungi objek wisata Pantai Padang sangatlah mudah. Karena terletak hanya beberapa meter saja dari pusat kota, maka akses ke pantai cukup dekat. Bahkan bisa ditempuh dengan berjalan kaki beberapa menit saja. Pantai Padang yang memanjang dari utara ke selatan, memiliki hamparan laut nan biru dengan deburan ombak yang bergulung, sementara di kejauhan terlihat beberapa pulau dengan pasirnya yang menawan.

Keindahan dan deburan ombak Pantai Padang akan terasa lebih nikmat jika menyempatkan diri untuk singgah di kios atau warung penjual gorengan makanan laut yang memang banyak terdapat di sana. Begitu juga dengan panggang jagung muda dan pisang bakar yang banyak dijual orang di pinggir pantai. Dengan beberapa lembar uang ribuan, makanan tersebut sudah bisa dipesan dan dinikmati bersama orang terkasih atau bersama keluarga sambil duduk di kursi, dibawah tenda yang tersedia, sembari memandang ke lautan lepas Samudera Hindia.

Suasana Pantai Padang akan terasa lebih menarik kala hari mulai beranjak senja. Saat mentari mulai tenggelam dan menyisakan sunset yang menerangi langit di ufuk barat. Dan memang, kala senjalah saat yang paling ramai dikunjungi ketimbang pagi maupun siang hari. Sementara itu, iringan sepeda motor dan mobil yang dikendarai muda-mudi terlihat berseliweran hanya untuk menikmati indahnya sunset. Di tepi pantai, gerombolan anak muda bertelanjang dada terlihat asyik bermain bola pantai sambil menghabiskan waktu. Begitu juga dengan para penyuka parasailing dan selancar, terlihat asyik “menggauli” ketinggian ombak Pantai Padang.

Berbagai aktifitas anak muda tumpah pada saat senja menjelang. Pantai Padang ke arah muara, terlihat sekumpulan anak muda tengah asyik bermain basket dan bercengkrama sesamanya. Tak jauh dari sana, penjual telur asin dan talua katuang (telur penyu) disinggahi para pembeli yang ingin merasakan telur yang konon berkhasiat bagus untuk kesehatan itu. Arena taman bermain pun menjadi tempat wajib disinggahi oleh anak-anak yang sengaja datang bersama orangtuanya. Begitu juga halnya dengan kios-kios wisata kuliner yang khusus menyediakan aneka makanan laut dan rujak buah yang terletak tidak jauh dari pintu masuk pantai, selalu siap melayani pengunjung.

Tak Nyaman

Amat disayangkan, bahwa keindahan Pantai Padang akhir-akhir ini mulai dirusak oleh pemandangan yang kurang sedap ulah segelintir oknum masyarakat yang sengaja mengambil keuntungan secara tak beretika dari para pengunjung. Banyak pengamen jalanan yang tiba-tiba menghampiri pengunjung, meminta uang dengan paksa. Begitu juga ke arah utara Pantai Padang. Banyak oknum masyarakat yang terdiri para preman, menjual minuman botol, lantas seenaknya memaksa pengunjung untuk membeli minuman dengan harga yang ditetapkan hampir dua atau tiga kali lipat dari harga resmi.

Pemandangan seperti itu kini nampaknya semakin menjadi-jadi saja. Telah banyak yang jadi korban, namun segan melapor. Seperti dialami sepasang muda-mudi yang mengaku berasal dari luar Sumbar, sebut saja Romi dan Yuli. Pasangan ini diperas habis-habisan oleh oknum preman saat asyik duduk menikmati deburan ombak. “Hanya beberapa menit saja duduk di sini, sudah habis uang saya Rp 15.000,- hanya untuk membayar pengamen yang datang silih berganti, meminta uang dengan memaksa,” keluhnya waktu itu.

Banyaknya oknum masyarakat yang memanfaatkan situasi, memeras pengunjung, adalah sangat disayangkan. Karena Pantai Padang merupakan salah satu objek wisata yang sudah diplot masuk ke dalam agenda Visit Indonesia Year (VIY) 2008. Jika keindahan Pantai Padang tercemar oleh ulah oknum seperti itu, maka pengunjung pasti jera dan trauma, lantas enggan untuk datang lagi. Dampaknya, tentu saja akan berpengaruh terhadap pemasukan keuangan daerah.

Pada tahun kunjungan wisata, VIY 2008 ini, sangat diharapkan peran aktif dari pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya bekerjasama dengan aparat keamanan untuk lebih menertibkan objek-objek wisata yang ada. Agaknya, sudah saatnya mengoptimalkan fungsi Polisi Wisata, yang kini sudah ada guna memelihara keamanan dan kenyamanan pengunjung, terutama dari gangguan para ‘orang-bagak’ yang gemar ‘memalak’ itu. Agar objek-objek wisata kita kian hari semakin ramai. Bukannya justru dijauhi.

Sabtu, 26 April 2008

Answered

Memang salah satu dari tugas yang kami emban untuk mengharumkan daerah Minangkabau adalah dengan menyambut para tamu dari luar daerah yang datang ke Kota Padang Kota tercinta ini dan hal ini bukannya tidak memberikan pengaruh apa-apa bagi perkembangan pariwisata di Kota Padang pada khususnya dan bagi masyarakat luar yang menginjakkan kakinya di Kota Padang tapi hal tersebut akan memberikan implikasi yang positif bagi kemajuan pariwisata Ranah Minang dan bagi para tamu-tamu penting baik dari dalam maupun dari luar negri bahwa kedatangan mereka di respon baik dengan sambutan senyuman yang tulus dan sapaan yang hangat dari perwakilan pemuda dan pemudi di Ranah Minang yang tentu saja mencerminkan perilaku masyarakat MinangKabau yang santun dan berbudi luhur dan itu pasti akan memberikan feed back yang baik dari tamu-tamu penting tersebut bagi daerah kita dalam tujuan kedatangannya.
Secara psikologis dan emosi para tamu tersebut akan merasa senang dan merasa sangat dihargai oleh seluruh elemen masyarakat Kota Padang melalui perwakilannya dari UDA dan UNI Kota Padang.Apabila tamu penting tersebut merasa puas berada di Kota Padang maka kemungkinan besar mereka akan menceritakan pengalaman mereka dengan orang-orang terdekat,rekan kerja bisnis mereka dan bahkan mungkin di forum yang lebih luas secara mereka adalah orang-orang penting yang mempunyai pengaruh yang besar di masyarakat dan berita baik itu akan sangat mungkin tersebar lebih luas lagi melalui individi-individu yang sudah mendapatkan informasi mengenai pengamalan tamu penting tadi di Kota Padang yang terus secara continue tersebar seperti sebuah virus maka dari itu akan timbul minat mereka untuk juga datang berkunjung ke Ranah Minang selain juga ingin menikmati pesona alam MinangKabau yang sudah sangat terkenal sebelumnya khususnya ke Kota Padang karena Kota Padang adalah Gerbang Wisatanya Sumatera Barat.dan seperti yang telah kita ketahui bahwa promosi yang paling efektif dalam memasarkan sesuatu adalah melalui promosi “mouth to mouth” yang pada awalnya telah dilakukan oleh UDA dan UNi Kota Padang demi kemajuan dunia pariwisata dan nama baik Minangkabau dengan masyarakatnya yang berbudaya.
Selain itu kami juga ikut andil dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan lainnya serta kegiatan sosial dimasyarakat seperti mengikuti kampanye anti rokok sedunia bersama ibu Muthia Fauzi Bahar dan para ibu-ibu PKK Kota Padang dan staff pemerintahan lainnya,pemberian bantuan dan santunan bagi masyarakat yang terkena bencana alam Ombak pasang,Mengadakan jualan pabukoan pada bulan ramadan yang lalu yang seluruh keuntungannya kami serahkan untuk anak yatim piatu serta mengundang anak yatim tersebut buka puasa bersama Uda dan UNI Kota Padang yang bekerja sama dengan Plaza Andalas.
Itu adalah sebagian dari kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan dan kami pun maklum bahwa tidak semua masyarakat mengetahui eksistensi kami sebagai muda mudi yang ikut peduli pada lingkungan sosial di masyarakat tapi kami telah mencoba berbuat sesuatu yang berarti dan bermamfaat bagi masyarakat banyak dan demi tanah kelahiran kami ini.Jikapun ada kekurangan-kekurangan dalam prosesnya mungkin adalah kesalahan dari kami karena tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini.
Dan untuk itu saya mengajak kepada seluruh muda mudi Kota Padang Sebagai generasi cerdas untuk dapat ikut bergabung dalam Wadah aspirasi dan kreatifitas Uda Uni Kota Padang “Jelas Beda”..untuk ikut bersama-sama kami membangun pariwisata dan kemajuan daerah kita disegala bidang.
Cause there’s always be the first time in everything we do,jika belum mencoba maka kita tidak akan pernah tahu.Mari mulai lebih mencintai budaya dan pariwisata Minangkabau

Materilineal yang Saling Menghargai

Matrilineal itu Saling Menghargai

Masalah kawin cerai sudah menjadi masalah biasa di negri kita walaupun bercerai itu adalah suatu hal yang dibenci oleh Allah S.W.T tapi masih diizinkan namun tetap dilakukan oleh pasangan suami istri di Indonesia. Fenomena itulah yang kerap ditayangkan di infotainment tanah air yang tiada habisnya membahas masalah kawin cerai di kalangan selebritis kita.
Perceraian pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru, beberapa diantaranya adalah hak pengasuhan anak yang bahkan melibatkan komisi perlindungan anak. Selain itu perceraian juga akan mempengaruhi mental serta kepribadian sang anak di masa depannya kelak.

Sebenarnya berkaca kepada hal itu, sungguh beruntung kita yang tinggal di Ranah Minangkabau dengan budaya “Adat Basabdi syarak,Syarak Basandi Kitabullah” menggunakan sistem kekerabatan Matrilineal. Sistem perkawinan Matrilineal ini bersifat Eksogami yaitu suami tidak mengikuti suku istri dan begitu sebaliknya istri juga tidak mengikuti suku suaminya. Dalam perkawinan bersifat eksogami ini status seorang istri sama dengan status suaminya terlepas dari status suami sebagai imam dan kepala keluarga yang mengakibatkan seorang istri tidak selalu bergantung kepada suaminya. Seorang suami bukanlah pemegang kuasa atas anak dan istrinya.
Urusan ekualitas antara laki-laki dan perempuan sebenarnya tidak cuma diwujudkan dalam perkawinan saja. Dalam pergaulan pun, kita dituntut bisa saling menghargai tanpa memandang gender.

Khusus bagi para cowok, justru rasa respek terhadap kaum hawa bersifat mutlak. Paling tidak dalam keseharian kita bisa mewujudkan rasa kepatutan itu pada ibu. Bukankah dalam agama Islampun sebuah kisah Rasulullah nabi besar muhammad S.A.W,seorang sahabat pernah bertanya kepada rasul,”Siapakah yang lebih aku sayangi di antara kedua orang tuaku wahai Rasulullah”, Rasulullah menjawab “Ibumu” sampai 3x, barulah setelah itu rasul menjawab”Ayahmu” pada pertanyaan yang sama keempat kalinya.
Begitu juga dengan penguasaan terhadap harta dalam sistem kekerabatan Matrilineal. Harta benda di Minangkabau berada di bawah penguasaan kaum Ibu karena secara fisik laki-laki memiliki tubuh yang kuat dibandingkan dengan kaum ibu.
Kendati demikian, untuk menjaga harmonisasi hubungan antara pria dan wanita, keduanya harus saling menghormati. Tidak ada yang boleh merasa berkuasa atas satu sama lainnya.
Semestinya kita bersyukur dan berbangga hidup sebagai masyarakat Minangkabau dengan”Adat Basandi Syarak,Syarak Basandi Kitabullah”. Dengan sistem kekerabatan matrilineal yang kita miliki, kita bisa saling menghargai apalagi falsafah itu merupakan perpaduan yang saling melengkapi antara agama dengan adat yang bersinergi dalam kehidupan manusia sebagai pedoman dan ajaran dalam menjalani hidup. (Dari berbagai Sumber)

Oleh Rolly-IUUKP Jelas Beda!!