Sabtu, 19 Desember 2009

Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas





Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas

Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah X (Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau) Prof. DR. Ir. Bujang Rusman mengatakan, selaku perpanjangan tangan DIKTI di daerah, tugas Kopertis adalah membina Perguruan Tinggi Swasta (PTS) hingga suatu saat kondisinya sama atau melebihi Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

"Apabila tidak bisa dibina, ya dibinasakan saja," kata Bujang Rusman kepada sejumlah wartawan usai acara ucap janji dan pemasangan uniform
mahasiswa Akper Nabila Padang Panjang Angkatan ke-5, pertengahan pekan lalu di Padang Panjang.

Bujang menyebutkan, saat ini jumlah PTS dibawah binaan Kopertis Wilayah X sebanyak 230 buah, dengan 700 program studi dan 90 ribu
mahasiswa. Dari jumlah sebanyak itu, ternyata yang masuk kategori papan atas (bagus) hanya 10 % saja. Sedangkan 90 % lagi masuk kategori
papan tengah (sedang) dan papan bawah (jelek).

Diantara PTS yang berhasil masuk kategori papan atas itu adalah Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Universitas Sahid Internasional Batam, Universitas Putra Batam, STKIP PGRI Padang, Politeknik Caltex, Unbari dan Universitas Dinamika Bangsa Jambi.
Berita: Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas
"Diantara indikator sebuah PTS itu dikatakan baik adalah statusnya sudah terakreditasi, mampu mendapatkan berbagai dana hibah dan memiliki evaluasi program yang kontiniu. Dan yang terpenting lagi, masyarakat percaya kepada PTS tersebut," jelasnya.
Berita: Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas
Lalu sudah berapa banyak PTS yang dibinasakan oleh Kopertis Wilayah X? Menurut Bujang, sebenarnya yang membinasakan itu bukan pihaknya, melainkan masyarakat. Ketika masyarakat tak lagi percaya, itu artinya PTS itu harus dibinasakan dan Kopertis hanya menyarankan agar pengelola menutupnya.
Berita: Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas
"Sejauh ini yang ditutup (dibinasakan-red) belum ada PTS secara keseluruhan, melainkan program studi. Setidaknya ada 30-an program studi yang ditutup di Kopertis Wilayah X," terangnya.
Berita: Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas
Menurutnya, salah satu penyebab sebuah program studi tidak bisa berkembang lantaran pembukaannya tidak mempertimbangkan selera pasar. Banyak PTS yang membuka prodi yang ikut-ikutan, sehingga akhirnya satu persatu tumbang.
Berita: Universitas Bung Hatta Masuk Papan Atas
"Jangan latah buka program studi, lihat apa selera pasar dan cari yang spesifik. Akper Nabila ini misalnya, sebagai sebuah akademi yang sudah terakreditasi, ia bisa menjadi salah satu PTS yang maju dan mendapat kepercayaan dari masyarakat," pungkasnya. ( Sumber, Singgalang,25/05-09)

Jumat, 13 November 2009

Campus eduCation touRism of Bung Hatta University

Akhir-akhir ini ada wacana di lingkungan Universitas Bung Hatta, untuk dikembangkan sebagai tempat kunjungan wisata. Alasan yang mendasari wacana pengembangan kampus UBH untuk dijadikan sebagai objek wisata setidaknya karena lingkungan kampus terletak di pinggir pantai UBH dianggap sudah memiliki potensi dan prasyarat sebagai objek wisata, yaitu kenyamanan, aksesibilitas, dan atraktif.

Menurut Taufiq salah seorang mahasiswa Universitas Bung Hatta angkatan 2001, lingkungan kampus I UBH sekelilingnya sudah ditumbuhi pohon-pohon pinus yang yang menjadikan suasana yang asri dan sejuk serta nyaman dan tata bangunan yang cukup menarik dan atraktif bagi masyarakat, seperti pinggir pantai yang telah dipasangi krip pengaman dari abrasi serta menyaksikan latihan panjat tebing oleh Mapala Proklamator tiap sorenya . Sore-sore hari pantai Universitas Bung Hatta telah sering dijadikan tempat nongkrong dan santai-santai, serta hutan pinus yang sejuk dan asri.
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Ketika ditanya awal mula wacana ini muncul, Taufiq mengatakan, “Sebetulnya gagasan seperti ini sudah banyak yang melontarkan, karena kami sore-sore hari atau pada hari Minggu selalu ke pinggir pantai Universitas Bung Hatta, memandang matahari terbenam” katanya.
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Sebagai Tempat Wisata pendidikan
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Selama ini di Indonesia mungkin belum ada objek wisata dengan minat khusus pendidikan. Nah, inilah salah satu jenis wisata yang bisa dikembangkan oleh Universitas Bung Hatta, dalam rangka menjadikan UBH sebagai objek wisata. Menurut saya, nantinya jenis wisata yang akan dicoba untuk dikembangkan adalah jenis wisata yang berorientasi pada pendidikan. Sebagai institusi pendidikan tinggi swasta terkemuka dan terbesar di Indonesia, UBH mempunyai daya tarik tersendiri bagi para siswa, khususnya pelajar yang sedang duduk di bangku SMU dan para mahasiswa perguruan tinggi lain yang ingin melakukan studi banding.
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Untuk itu nantinya jika ada rombongan wisatawan pelajar yang melakukan studi wisata yang berkunjung ke kota Padang akan diusahakan juga untuk mengunjungi UBH. Di sini mereka dapat melihat-lihat beragam aktivitas mahasiswa UBH dalam rangka kegiatan belajar mengajar dan berkunjung ke berbagai fakultas yang ada di UBH. Selain itu mereka juga dapat melihat secara langsung mahasiswa yang melakukan demonstrasi kalau pas ada.
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Alasan lain untuk mengembangkan jenis wisata pendidikan ini secara lebih profesional, adalah dengan adanya Fakultas Perikanan dan Kelautan di Universitas Bung Hatta karena dengan adanya Fakultas ini, tentu bila ada kunjungan para pelajar ke Universitas Bung Hatta, mereka akan dapat didampingi secara langsung oleh para staf pengajar atau mahasiswa dan menjelaskan mengnai ekosisitim pesisir dn laut. Selama ini para pelajar yang berkunjung ke Padang, khususnya ke beberapa PTN/PTS dan fakultas-fakultas belum terkelola dengan baik. Bahkan menurut saya cenderung membuat pihak Universitas merasa kerepotan dan dirugikan karena harus mengeluarkan biaya untuk menyambut mereka dengan baik.
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Sepeda wisata
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Sebagai sarana penunjang untuk menjadikan kampus UBH sebagai tempat kunjungan wisata, pihak Universitas bekerja sama dengan KKB-Universitas Bung Hatta, mengadakan beberapa buah sepeda santai dengan menggandeng masyarakat sekitar sebagai operator atau guide berkeliling di kawasan. Salah satu hasil kerjasama itu berupa pengadaan sepeda yang bias disewakan wisatawan yang ingin jalan-jalan mengelilingi kampus UBH. Disisi lainpun Universitas Bung Hatta sendiri telah menunjukan kepedulian terhadap penambahan lapangan kerja dan pendapan masyarakat sekitar.
Dilihat dari bentuk dan ukurannya sepeda santai ini mempunyai bentuk yang artistik dan merupakan kendaraan yang ramah lingkugan.
Berita: Wisata Pendidikan Ala Kampus Universitas Bung Hatta
Dalam pengelolaanya nanti, sepeda santai ini bias saja disewakan dengan harga yang sangat murah misalnya saja Rp.2.000 per-jamnya. Menurut saya peminat sepeda santai ini akan sangat banyak, karena murah juga umumnya setiap orang bisa bersepeda.. Anda berminat?

Selasa, 06 Oktober 2009

My Luvly Campus After Earthquakes Sep 2009 in Padang




Gempa besar yang melanda Kota Padang beberapa waktu yang lalu, banyak menimbulkan kerusakan di beberapa lembaga perguruan tinggi di wilayah kota Padang. Lembaga itu meliputi perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta terkemuka di Sumatera Barat seperti Universitas Negeri Padang, Universitas Bung Hatta, Universitas Ekasakti / Akademi Akuntansi Indonesia dan Universitas Tamansiswa

Alat Labor Pecah

Kampus Universitas Bung Hatta (UBH) juga tidak luput dari “serangan” gempa. Namun kerusakan dan keretakan yang melanda kampus itu tidak terlalu parah dan tidak ada yang bangunan roboh akibat gempa kecuali alat-alat laboratorium dan komputer yang pecah dan rusak. Wakil Rektor II UBH Dr. Ir. Eni Kamal, M.Sc menjelaskan kondisi kampus UBH secara umum masih stabil dan tidak mengalami kerusakan cukup signifikan antara lain gedung tidak ada yang rusak dan lantai bangunan tidak ada yang retak. Eni Kamal juga mengatakan bahwa kampus ini dirancang untuk tahan terhadap gempa dan selama ini kampus UBH tidak mendapatkan masalah yang berarti akibat pengaruh gempa bumi.

“ Kondisi kampus UBH masih stabil dan tidak mengalami kerusakan yang cukup signifikan, ini disebabkan kampus ini dirancang khusus untuk tahan gempa. Selama ini kampus UBH tidak mendapatkan masalah yang berarti akibat pengaruh gempa.” kata Eni Kamal di gedung Rektorat Universitas Bung Hatta, Senin (17/9) lalu

Knowing about Earthquake

Earthquakes

One of the most frightening and destructive phenomena of nature is a severe earthquake and its terrible aftereffects. An earthquake is a sudden movement of the earth, caused by the abrupt release of strain that has accumulated over a long time. For hundreds of millions of years, the forces of plate tectonics have shaped the earth, as the huge plates that form the earth’s surface slowly move over, under, and past each other. Sometimes, the movement is gradual. At other times, the plates are locked together, unable to release the accumulating energy. When the accumulated energy grows strong enough, the plates break free. If the earthquake occurs in a populated area, it may cause many deaths and injuries and extensive property damage.

Know the Terms

Familiarize yourself with these terms to help identify an earthquake hazard:

Earthquake
A sudden slipping or movement of a portion of the earth’s crust, accompanied and followed by a series of vibrations.

Aftershock
An earthquake of similar or lesser intensity that follows the main earthquake.

Fault
The fracture across which displacement has occurred during an earthquake. The slippage may range from less than an inch to more than 10 yards in a severe earthquake.

Epicenter
The place on the earth’s surface directly above the point on the fault where the earthquake rupture began. Once fault slippage begins, it expands along the fault during the earthquake and can extend hundreds of miles before stopping.

Seismic Waves
Vibrations that travel outward from the earthquake fault at speeds of several miles per second. Although fault slippage directly under a structure can cause considerable damage, the vibrations of seismic waves cause most of the destruction during earthquakes.

Magnitude
The amount of energy released during an earthquake, which is computed from the amplitude of the seismic waves. A magnitude of 7.0 on the Richter Scale indicates an extremely strong earthquake. Each whole number on the scale represents an increase of about 30 times more energy released than the previous whole number represents. Therefore, an earthquake measuring 6.0 is about 30 times more powerful than one measuring 5.0.

Take Protective Measures

Before an Earthquake

The following are things you can do to protect yourself, your family, and your property in the event of an earthquake:

  • Repair defective electrical wiring, leaky gas lines, and inflexible utility connections. Get appropriate professional help. Do not work with gas or electrical lines yourself.
  • Bolt down and secure to the wall studs your water heater, refrigerator, furnace, and gas appliances. If recommended by your gas company, have an automatic gas shut-off valve installed that is triggered by strong vibrations.
  • Place large or heavy objects on lower shelves. Fasten shelves, mirrors, and large picture frames to walls. Brace high and top-heavy objects.
  • Store bottled foods, glass, china, and other breakables on low shelves or in cabinets that fasten shut.
  • Anchor overhead lighting fixtures.
  • Be sure the residence is firmly anchored to its foundation.
  • Install flexible pipe fittings to avoid gas or water leaks. Flexible fittings are more resistant to breakage.
  • Locate safe spots in each room under a sturdy table or against an inside wall. Reinforce this information by moving to these places during each drill.
  • Hold earthquake drills with your family members: Drop, cover, and hold on!

During an Earthquake

Minimize your movements during an earthquake to a few steps to a nearby safe place. Stay indoors until the shaking has stopped and you are sure exiting is safe.

If you are Then:
Indoors Take cover under a sturdy desk, table, or bench or against an inside wall, and hold on. If there isn’t a table or desk near you, cover your face and head with your arms and crouch in an inside corner of the building.

Stay away from glass, windows, outside doors and walls, and anything that could fall, such as lighting fixtures or furniture.

Stay in bed – if you are there when the earthquake strikes – hold on and protect your head with a pillow, unless you are under a heavy light fixture that could fall. In that case, move to the nearest safe place.

Use a doorway for shelter only if it is in close proximity to you and if you know it is a strongly supported, loadbearing doorway.

Stay inside until shaking stops and it is safe to go outside. Most injuries during earthquakes occur when people are hit by falling objects when entering into or exiting from buildings.

Be aware that the electricity may go out or the sprinkler systems or fire alarms may turn on.

DO NOT use the elevators.

Outdoors Stay there.

Move away from buildings, streetlights, and utility wires.

In a moving vehicle Stop as quickly as safety permits and stay in the vehicle. Avoid stopping near or under buildings, trees, overpasses, and utility wires.

Proceed cautiously once the earthquake has stopped, watching for road and bridge damage.

Trapped under debris Do not light a match.· Do not move about or kick up dust.

Cover your mouth with a handkerchief or clothing.

Tap on a pipe or wall so rescuers can locate you. Use a whistle if one is available. Shout only as a last resort – shouting can cause you to inhale dangerous amounts of dust.

After an Earthquake

  • Be prepared for aftershocks. These secondary shockwaves are usually less violent than the main quake but can be strong enough to do additional damage to weakened structures.
  • Open cabinets cautiously. Beware of objects that can fall off shelves.
  • Stay away from damaged areas unless your assistance has been specifically requested by police, fire, or relief organizations.
  • Be aware of possible tsunamis if you live in coastal areas. These are also known as seismic sea waves (mistakenly called “tidal waves”). When local authorities issue a tsunami warning, assume that a series of dangerous waves is on the way. Stay away from the beach.

Image of a house that was damaged by an earthquake

Knowledge Check

Check your knowledge about what to do during an earthquake. For each question, choose answer A or B and circle the correct response. When you have finished, check your responses using the answer key.

What action should you take during an earthquake? The answer varies by where you are when an earthquake strikes. For each situation, pick the best course of action from the choices given.

  1. At home:
    1. Stay inside
    2. Go out to the street
  2. In bed:
    1. Stand by a window to see what is happening
    2. Stay in bed and protect your head with a pillow
  3. In any building:
    1. Stand in a doorway
    2. Crouch in an inside corner away from the exterior wall
  4. On the upper floor of an apartment building:
    1. Take the elevator to the ground floor as quickly as possible
    2. Stay in an interior room under a desk or table
  5. Outdoors:
    1. Run into the nearest building
    2. Stay outside away from buildings
  6. Driving a car:
    1. Stop the car in an open area
    2. Stop the car under an overpass
    sumber : FEMA

Senin, 05 Oktober 2009

Subhanallah!! (QS.17:16,17:58.........)



Mudah2an ini semua ujian bukan adzab, sebab memang negeri ini semakin hari banyak hamba2 Allah SWT yg semakin menjadi-jadi dalam berbuat maksiat. Kasus demi kasus maksiat kita lihat kita dengan diberbagai media. Miyabi, Century, Korupsi. Seolah kita hidup ini tanpa aturan bebas mau apa saja boleh tidak ada yg melarang. Mari kita bersama renungkan ayat-ayat Al Qur'an dibawah ini.

(QS. Al Israa’ ayat 16): “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”
(QS. Al Israa’ ayat 58): “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”
(QS. Al Anfaal: 52): (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.


Ingat saudaraku kita diciptakan Allah SWT didunia ini agar kita semua beribadah pada Allah SWT bukan kepada selain Allah SWT. Apalagi bermaksiat dan melawan kehendak dan perintah Allah SWT.

Minggu, 04 Oktober 2009

Tips praktis menjaga keselamatan jiwa pada saat terjadi gempa

Secara refleks, gempa membuat panik. Segala ilmu, pengetahuan dan latihan bisa jadi bubar dalam sekejap. Padahal gempa sudah terjadi di Indonesia sejak manusia belum ada.

Manusia hidup di alam dan bersama alam. Mustahil mengingkarinya. Sudah sepatutnya kita pahami baik-baik dan sikapi secara bijaksana

Korban jiwa karena gempa lazimnya terjadi karena terkena runtuhan bangunan. Penyebab lain adalah sapuan gelombang tsunami. Penyebab sekunder adalah korban yang jatuh lantaran mobilisasi kepanikan massa yang bisa berupa tergencet, tertabrak, terinjak-injak dan sejenisnya.

Sekali lagi kita pahami, bahwa kita hidup di alam dan bersama alam. Kita mustahil mengingkarinya. Takut akan alam pun bukan tindakan bijaksana, lantaran manusia dianugrahi akal budi untuk belajar, arif, cerdik dan bijaksana.

1. Segera lari ke tempat terbuka, agar tak terkena reruntuhan bangunan. Tak perlu membawa barang berharga karena jiwa Anda lebih berharga. Sekalian berlatih untuk tawakal dan tak bersikap mengagungkan kebendaan. Jika Anda berada dalam gedung bertingkat, turun menggunakan tangga darurat dan jangan menggunakan lift.

2. Jika berada dalam radius jarak 5 km dari garis pantai, segera mencari tempat tinggi untuk menghindari sapuan tsunami. Jika Anda tak berada dalam radius tersebut, tak perlu ikut panik mencari tempat tinggi. Jika dalam waktu 30 menit setelah gempa terjadi tidak ada surut laut mendadak, maka biasanya tidak terjadi tsunami. Tsunami pasti didahului surut laut mendadak dan tak lebih dari 30 menit sejak gempa utama terjadi.

Beberapa saran untuk menyikapi gempa, yakni:

1. Pemahaman tentang gempa

2. Tanggap darurat bencana

3. Tata ruang yang antisipatif

Kita sikapi semua dengan tenang dan kritis. Tak perlu terpengaruh suara-suara yang belum tentu keluar dari pihak yang terpelajar dan mengerti gempa secara ilmiah. Justru kita semakin sadar akan kedigdayaan alam, kebesaran kuasa Tuhan yang menciptakan alam dan ketidakberdayaan manusia yang justru tampak dalam keangkuhan atas alam dan sesama manusia sendiri.

Jika gempa membuat Anda gusar, mungkin beberapa hal berikut bisa mengobati:

1. Keberadaan Indonesia di The Ring of Fire memunculkan gunung api yang menyuburkan tanah dan menjadi obyek wisata.

2. Lava hasil aktivitas tektonik jika merambat ke permukaan dan menembus jenis batuan tertentu bisa menghasilkan mineral-mineral berguna dan jenis-jenis logam berharga, seperti emas, perak dan tembaga.

3. Panas dari aktivitas vulkanisme menjadi “dapur” yang bagusbagi source rock hidrokarbon. Jika mengalir ke rongga tertentu, yang cocok sebagai reservoar, bisa kita tambang sebagai minyak dan gas.

Kembali pada diri kita masing-masing. Mau menyikapi gempa secara panik atau menyikapinya secara kritis, adalah pilihan yang terpulang kepada masing-masing individu. Satwa saja bisa dengan tertib pergi dari tempat yang rawan gempa dan bisa mencari tempat berlindung tanpa panik dan berdesak-desakan.

Sabtu, 26 September 2009

Sikuai Island 4 Vacation




PERNAHKAH anda membayangkan satu tempat menakjubkan seperti surga? Hamparan pasir putih, deretan pepohonan kelapa yang tertata rapi, suasana sejuk, birunya laut, indahnya warna warni ikan dan terumbu karang, hijaunya pepohonan, lezatnya makanan serta asyiknya candaan aneka satwa? Semua keajaiban itu ada dalam satu paket khusus surga dunia di Pulau Sikuai.

Sikuai, satu dari 19 pulau yang termasuk dalam wilayah administratif Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 Kilometer persegi atau sekitar 40 hektar.

Sikuai kini dikembangkan menjadi satu objek wisata bahari unggulan di Kota Padang. Pada pulau ini wisatawan bisa melakukan sejumlah aktivitas marina seperti snorkeling, diving, memancing, atau hanya berenang di atas jernihnya laut Pulau Sikuai sambil menikmati indahnya warna-warni biota laut termasuk terumbu karang.

Kawasan pulau itu perpaduan keindahan laut beserta isinya serta damainya pulau dengan hutan yang masih tertata alami tanpa sentuhan tangan-tangan jahil yang merusak.

Wisatawan domestik asal Kota Padang, Afrianita yang berkunjung ke Pulau Sikuai, merasa nikmat berenang di tenangnya air laut Pulau Sikuai. Hanya dengan menyelam pada kedalaman beberapa meter saja, pengunjung telah bisa menikmati keindahan warna warni terumbu karang. Anda seperti berada pada akuarium raksasa dengan ragam keindahan biota laut dengan warna yang menarik. "Tidak perlu menyelam terlalu dalam, saya sudah bisa melihat ikan warna-warni, terumbu karang dan aneka biota laut lainnya," katanya dengan nada sumringah.

Puas berenang dan menyelam, pengunjung bisa menikmati aktivitas berjalan-jalan di sepanjang pantai berpasir putih bersih sambil mengumpulkan aneka jenis karang mati yang terdapat di kawasan tersebut. Pasir pantai tersebut sangat halus, padat dan bersih dari aneka jenis sampah sehingga sangat menyenangkan berjalan atau berlarian di atasnya.

Bagi para pengumpul karang, tentu aktivitas ini bisa menimbulkan keasyikan tersendiri karena banyak jenis karang unik dengan warna beragam bisa diperoleh untuk dibawa pulang. "Saya mengumpulkan kerang dan pasirnya untuk dibawa pulang dirangkai menjadi hiasan dinding," kata wisatawan asal Bukittinggi Sri mengaku berkunjung ke pulau impian itu bersama teman-temannya.

Setelah kelelahan mengumpulkan aneka jenis karang dan pasir tersebut, wisatawan bisa menikmati keindahan laut pantai sambil tiduran ditemani semilir angin pantai. Suasana itu terasa sangat damai, karena tidak ada suara bising. Yang ada hanya semilir hembusan angin, gesekan daun kelapa dan deburan ombak menemani tidur siang di pinggir pantai berhawa sejuk itu.

Sore menjelang, puas melakukan aktivitas di pantai, kini saatnya untuk menikmati keindahan daratan Pulai Sikuai, dengan bersepeda atau berjalan kaki menjelajah keliling pulau yang banyak ditumbuhi banyak pepohonan nyiur ini. Berkeliling Pulau Sikuai menyenangkan dan suasananya sangat alami karena begitu banyak pepohonan hijau menghiasi kiri kanan jalannya.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 45 menit, pengunjung bisa menyelusuri sekeliling pulau sambil menyaksikan anek jenis hewan khas Sikuai, seperti biawak, monyek, serta ratusan jenis burung dengan warna yang beragam.

Pesona Pulau Sikuai terasa semakin menawan, tentu saja dengan menikmati indahnya warna merah keemasan matahari yang akan tenggelam. Sudut pandang ini terdapat pada satu bukit kecil terdapat di tengah-tengah pulau. Pada bukit itu terdapat beberapa tempat duduk yang dijadikan tempat bersantai sambil menunggu matahari tenggelam dan gelap datang menjelang. Suasana tersebut adalah satu moment yang ditunggu-tunggu para wisatawan yang datang berkunjung pada satu pulau terindah di Sumatera Barat itu.

Bagi yang hobi makan, di pulau ini juga tersedia satu unit restoran yang menyajikan aneka hidangan khas pantai yang tentu saja akan menambah nafsu makan. Pengunjung bisa memesan aneka jenis makanan dan minuman dengan harga terjangkau.

Khusus istirahat di malam hari, juga tersedia, 52 unit bungalow yang terlihat apik dengan desain khusus, yang tentu saja membuat istirahat menjadi lebih nyaman.

Paket 100 ribu

Jika anda membayangkan menikmati semua keindahan tersebut dengan biaya mahal, tentu saja salah. Manajemen Pulau Sikuai kini menawarkan harga khusus bagi pengunjung yang ingin menikmati surga itu hanya dengan dana Rp100 ribu.

Selama satu hari menikmati keindahan pulau termasuk akomodasinya wisatawan hanya dipungut bayaran Rp100 ribu saja. Pengunjung dari Kota Padang, berangkat dengan kapal cepat ke Pulau Sikuai.

Hanya butuh waktu 20 sampai 40 menit menyusuri laut yang tenang dan indah, sebelum akhirnya tiba di pulau impian itu. Jika membayangkan perjalanan akan membosankan, lagi-lagi anda salah.

Sepanjang perjalanan itu juga menjadi satu daya tarik tersendiri. Kita bisa menikmati keindahan laut, sambil melihat aktivitas nelayan tradisional yang sesekali berpapasan dengan kapal cepat pembawa penumpang itu.

Setiba di Pulau Sikuai dan turun dari kapal, pengunjung disambut segarnya air kelapa muda, seakan mengucapkan selamat datang kepada para tamu, dan setelah itu keajaiban demi keajaiban alam dimulai.

Soal ancaman tsunami, tidak perlu takut karena di pulau telah dipasang alat pendeteksi gempa dan tsunami, oleh LIPI, bekerjasama dengan California Institute of Technology.

Jadi tunggu apalagi, jika ke Sumatera Barat, jangan sampai tidak singgah ke Pulau ini, karena semua keindahan surga dunia itu menunggu anda disini.

Kamis, 17 September 2009

Luph Surfing Go 2 Mentawai







Since the early 1990's surfers from around the globe have been visiting the Mentawai islands to experience untouched rainforest and superb waves. More than a dozen "worldclass" reefbreaks exists making it one the most surf infested regions in the world. Most spots host mechanical perfection and vary in intensity for all level of surfer, making it an ideal surf vacation location.

Indonesia is such a great place for surf. It has got the classic waves, the crystal clear warm water and the balmy days. What more could anyone want. The Mentawai islands are a relatively new surfing location, having only been surfed since the early 90's. Although the main island has loads of spots probably the best way to surf the Mentawai islands is by boat.

Our good friend the South Indian Ocean produces the swells that have the islands pumping from March through to November at 6-12ft, and the cyclone swells keep the surf rolling in throughout the remainder of the year. You go to Mentawai, you get surf! The calm winds ensure that the swells that do arrive are always of a high standard.

Top Mentawai waves include Bankvaults, Lance's Left and Lance's Right, Macaronis, and for the less experienced there is Gilligan's.

Just take a moment to look at the Mentawai Surfing Conditions summary table below - looks good eh!

Rabu, 16 September 2009

ALFABET MINANGKABAU (Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah)......


THE MINANGKABAU PEOPLE

The Land
The people of Minangkabau is the Malay who reside current West Sumatra Province with the capital city of Padang. A city with around 300.000 residents located on the west coast of West Sumatra, facing Indian ocean Other big city in West Sumatra is Bukit Tinggi located on highland with nice temperature which is considered the capital city of Minangkabau land. Historical researches revealed that the first kingdom on the country was located around 60 kms away from Bukit Tinggi city, a place called Pagaruyung. Here was found stone inscription in old Malay language and old Javanese writing. The inscription mentioned that king Adityawarman was ruling the country who was assigned by the kingdom of Pajajaran from West Java in 14th century. During the time West Java was under the control of the Great Kingdom of Majapahit.

To reach the country one can fly directly to Padang from any big cities in Indonesia. Fly from Jakarta need only 2 hours, and from Medan the capital city of North Sumatra is only 1 hour. Yet one who wish to travel with visit to some great places along the land of North and West Sumatra will take car from Medan to Padang, a distance of 800 kms and can be completed within 7 days with overnight stop at some places such as Mountain resort of Berastagi, 2 night at Lake Toba and Samosir Island the land of Batak Tribe, the city of Padang Sidempuan the border between the land of Batak and Minangkabau, then continue to Bukit Tinggi and Padang by crossing the equator line at the town of Bonjol, between Bukit Tinggi and Padang. One thing that is well known from West Sumatra is the cuisine called "Masakan Padang"

Kinship Tradition
The only ethnic of Indonesia using mother line or mother genealogy as the main lineage of family heir in Indonesia. In relation to the family genealogy and heritages the Minangkabau has typical tradition called matrilineal or matriarchart system. Children are considered belong to the mother and her sister(s), not belong to father and his sister(s) or brother(s). A father seems to be out of the family, out of his wife and his children. He has no right to claim the heritage(s) of the family and acts as the guard only for the whole heritages and heirlooms of the family to be safe, or just like a security for a company. The concept of a family in Minangkabau society is different from the rest of Indonesian ethnic group, the core family ( father, mother and their children ) is not a family, but is only part of a of a family. The understanding of a family in Minangkabau society is a unit consist of mother's sister(s), mother's brother(s), son(s) and daughter(s) of mother's sister(s). While father and his son(s) are belong to other family that is father's sister(s). The core family has no right to the whole management of family heritages and heirlooms and in the society structure of obligation and rights. Yet the growth and education of the children sons or daughters is the full responsibility of father and mother apart. A father or son is not the heir of a family, but it is the daughter(s) of mother and her sister(s) of mother. Husband has the duty to guard the family heritages, managing, and distributing to the heirs safely, not for the sake of himself. Wife or wife's sister(s) will not allow him to rent or sell the heritages. Heritages in the Minangkabau language is called "Pusako", compared to Indonesian "Pusaka" which has almost the same meaning. Pusako is divided into 2 groups, the high pusako including land of rice field or dry land, estate or plantations, while low pusako is heirlooms, or gift. All these heritages are owned by the line of mother from generation to generation. All these heritages will go to mother's daughter(s), and in case the heir is absent, then based on consensus will be taken the girl from mother's line to be the family heir. That is the main reason that a man from Minangkabau prefers to leave their land and go to other country

Core Family
A unit of family in Minangkabau society as mentioned above is consist of big family which is called pariuk or perut, kampueng or suku, depending on the area, weather they are on lowland or on the mountain area. But it shows the smallest unit of a family, reflected in the architecture of their house called " Rumah Gadang" Kampueng or Suku was formed by Datuk Parpatih Nan Sebatang based on his visit to China. The way the Chinese identify their family by using family names amazed him and inspired him to manage the people of Minangkabau with this system. At the beginning it is said only 3 groups were exist those were the group of Suku Koto, Suku Piliang, Suku Bodi, and Suku Caniago. As the number and area of West Sumatra was to wide, each of these Suku again divided into smaller units. At some places a Suku had far bigger number of residents, while the Suku of their neighbors had much fewer members. Since the marriage is regulated between Suku, so it was not enough for one Suku that had bigger members to merry the Suku with fewer member. Based on this condition, again the bigger Suku was divided into smaller unit of Sukus called Paruik or Perut. Here Perut became the smaller unit of administration. A Suku or Perut is headed by 4 elders: The Penghulu, the Malim, the Manti and the Dubalang.

Who was Datuk Parpatih? Researches so far disclose that from the turn of Christian era the latest of 14th century West Sumatra was under the control of Hindu and Buddhist kingdom. Sriwijaya kingdom believed to have ruled Sumatra from the beginning of Christian era up to 10th century, then taken over by the great kingdom of Majapahit. The terminology " Parpatih" makes no doubt that it is " Patih ", the prime minister of the minister of Hindu king, weather Sriwijaya or Majapahit who trusted to rule the country. The relation between the country with China as mentioned above gives the indication that the person was a Hindu or Buddhist, not Islam. Other interesting question is why only West Sumatra that use the tradition of Matriarchart, while the rest of Indonesian ethnic using patriarchart? This is still un-answered until today.

The country of Minangkabau is the area now called West Sumatera with their capital is Padang city, located on the beach facing Indian Ocean. The area is divided into 3 administrative government at the level of 2 under the province. The unit customary organization of the people similar to a unit of a village which is called Nagari. Nagari is the total unit that bound their members on customs and life. It is estimated that the number of population is around 4.000.000. The people of Minangkabau used to leave their country and live at other areas of Indonesia, even in Malaysia. If you see a restaurant named "Ruman Makan Padang" it is a Minangkabau restaurant, and sometimes in short called "Rumah Makan Minang". Many experts say that matrilineal system of their society that force Minangkabau men to leave their land. Minangkabau people speak Malay with some silght different, which can be grouped as dialect /a/ tends to use /a/ as the first vowel, and dialect /o/ tends to use /o/ as the first vowel.
The original house of Minangkabau is a high house, built on poles with roofs shaped as horn, almost similar with that of Torajan in south Sulawesi. Thie house is called "Rumah Gadang"
Basic economic activities are farming, trade, and small part also introduce handicraft such as weaving and silver works. Most of the trades activities have been handled by Minangkabau people themselves, and very few outsiders that can participate in this economic activities. Within the Nagari organization system it is introduced 2 basic systems. Firstly is Body-Caniago, a democratic system, and Koto-Piliang system, an autocratic system. Today these 2 systems have become more and more disappeared due to the application of national system. Almost all people of Minangkabau is Moslem. In the past many rituals that had relation with religion now already discarded or simply forgotten. Some people are still believe in invisible being or holy spirits that could effect human life. The famous tourist's object in West Sumatera are the Canyon ( Sihanok Canyon ), just on the west border of Bukit Tinggi city, Japanese Militery Defense Cave on the west corner of Bukit Tinggi city, Rumah Gadang at Pagaruyug, Songket weaving at Pande Sikat village, and natural sceneries for lakes and mountains and Anai waterfall.

Senin, 14 September 2009

Do you know why the roofs of houses in West Sumatra have the shape of buffalo horns? Here is the story. Once upon a time there was a kingdom in West Sumatra. The people worked as farmers. Their lives were full of happiness. The land was fertile and the weather was always beautiful. The people also had a wise king. He always protected the people. However, soon their happy lives would be disturbed. Majapahit, a kingdom from
Java would attack them. The people were so scared. They were so restless. They went to the king to talk about it. The king tried to calm them down."Don't worry, my fellow country men. I know Majapahit have many soldiers. They are also great in war. If we fight them, maybe we lose. But I have an idea how to beat them, 'said the king. Then he continued. ÒWe can challenge them to a buffalo fight. If their buffalo dies, we win. But if our buffalo dies, they win." "We have to make sure our buffalo will win, Your Majesty. How?" asked one of the people. The king smiled. He continued, ÒWe just need to find a strong baby buffalo." The king then
ordered his people to give him the strongest baby buffalo. After that, the strong baby buffalo was separated from his mother. They did not give any food to the baby buffalo for several days. The baby buffalo was very hungry! The baby buffalo cried and cried. He asked for food. Then the king took two sharp knives and attached them strongly to the baby buffalo's horn. Now it was time for the buffalo battle. Everyone gathered on the field. The Majapahit soldier released a big and wild buffalo out of his cage. Everyone was surprised with the size of the buffalo. Later, the West Sumatran released their baby buffalo. The Majapahit soldiers were laughing. "Ha ha ha. It's so small. How can you win?" They did not know that the hungry baby buffalo had two sharp knives on the horn. The baby buffalo ran fast towards the big buffalo and went straight under the big buffalo's stomach to find the teat. The knives at the baby buffalo's horns cut through the big buffalo's stomach. The big buffalo fell down to the ground and died. "Yes! We win, we win, we win!" The people of West Sumatra cheered. Then, the king changed the name of the kingdom into Minangkabau. It means the buffalo won. That is why the roofs of the houses in West Sumatra are similar to the form of buffalo horns and the traditional headdress of the women of West Sumatra is also like buffalo horns

Sabtu, 09 Mei 2009

Rolly Fernando Syamsir

UBH WISUDA KE 50

Rolly Fernando Lulusan Terbaik

Sabtu, 25/04/2009 21:49 WIB


padangmedia.com - PADANG – Universitas Bung Hatta Sabtu (25/4) mewisuda 780 mahasiswanya. Rolly Fernando Syamsir menjadi wisudawan terbaik pada acara wisuda UBH ke 50 ini, dengan IPK 3,76. Rolly berasal dari Fakultas Ekonomi.

Jumlah lulusan terbanyak adalah dari Fakultas Ekonomi sebanyak 241 orang. Selanjutnya, Fakultas Teknologi Industri 141 orang, Fakultas Teknik Sipil 99, Fakultas Hukum 96 orang. Sementara, lulusan terbaik sebanyak 7 orang.

Gubernur Sumbar, H.Gamawan Fauzi dalam sambutannya mengharapkan lulusan yang dihasilkan UBH berkualitas. Ia menyampaikan harapannya kepada wisudawan untuk memiliki jiwa kompetensi yang tinggi, ESQ (Emotional Spritual Quetiont) serta mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Sementara, Rektor UBH, Prof.Dr.Ir.Hafrijal Syandri,MS, mengatakan, UBH telah melakukan langkah konkret untuk kemajuan ke depan. Di antaranya dengan melengkapi fasilitas serta melakukan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri, seperti Sekolah Tinggi Ekonomi Rotterdam di Belanda, UTM, UPM, UUM di Malaysia, Woman Senoda University Jepang.

Sedangkan kerja sama dengan perguruan tinggi di dalam negeri, di antaranya dengan Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada dan Universitas Riau. “Hal ini juga sesuai dengan visi dan misi UBH yang telah berdiri sejak 1981, yaitu menjadi PT yang bermutu dan terkemuka,” katanya. (ade) Padang Media .com